Wednesday, December 19, 2012

BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM sebagaimana diamanatkan dalam GBHN 1993 adalah dengan melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Belajar 9 Tahun (Wajar Dikdas 9 Tahun). Pendidikan merupakan wahana pokok bagi pengembangan kualitas SDM. Selain pengajaran dan latihan dalam pendidikan juga diperlukan adanya bimbingan. Bimbingan adalah bagian penting dari pengajaran, sebab upaya pengajaran tanpa bimbingan adalah bukanlah pengajaran yang ideal. Salah satu bentuk bimbingan yang perlu dilakukan adalah terhadap anak yang cerdas dan berbakat.
Anak cerdas dan berbakat memempunyai kebutuhan luar biasa dan kehausan akan ilmu pengetahuan, memerlukan perhatian khusus dalam pengembangan potensinya. Pelayanan pendidikan khusus bagi mereka yang cerdas dan berbakat sudah merupakan suatu tuntutan, sebab jika mendapat pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka mengembangkan kecerdasan dan keberbakatan serta kemampuan mereka secara utuh dan optimal mereka dapat memberi sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat. Jika tidak mereka akan menjadi underachiever dan hal ini tidak saja merugikan dirinya, tetapi juga merugikan masyarakat yang kehilangan bibit unggul untuk pembangunan bangsa.
Siswa cerdas dan berbakat tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan yang merangsang kemampuan pembawaan dan prosesnya. Bimbingan dan pengembangan potensi pembawaan ini akan paling mudah dan efektif jika dimulai sejak usia dini. Untuk mendukung upaya bimbingan terhadap siswa cerdas dan berbakat, maka perlu dirancang program bimbingan khusus agar mereka dapat menunjukkan peningkatan yang nyata dalam prestasi sehingga tumbuh rasa kompetensi.
Berdasarkan penjelasan di atas mendorong penulis untuk melakukan penulisan tentang bimbingan terhadap siswa cerdas dan berbakat, dengan harapan para guru dan orang tua dapat lebih meningkatkan bimbingan terhadap para siswa yang teridentifikasi memiliki kecerdasan dan keberbakatan, dengan membuat rancangan program dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka, sehingga dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kecerdasan dan keberbakatan yang dimilikinya
1.2 Rumusan Masalah
           Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1.   Bagaimana ciri-ciri murid cerdas dan berbakat?
2.   Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat?
3.   Bagaimanakah teknik bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat?
4.   Bagaimana penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat?
1.3 Tujuan
           Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
      1. Untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat.
      2.  Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat.
      3.  Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat.
      4.  Untuk mengetahui penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat.
1.4 Manfaat
           Dari penyusunan makalah ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Bagi penulis manfaat yang diperoleh adalah penulis dapat memperdalam pengetahuannya mengenai bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat
2. Bagi Masyarakat
Selain bagi penulis penyusunan makalah ini juga bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat sehingga masyarakat bisa memberi dukungan bagi murid yang cerdas dan berbakat agar kualitas anak bangsa meningkat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Murid Cerdas dan Berbakat
Identifikasi anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin,
1.   Pada usia 1-2 tahun
Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak akan tampak dengan mudah bila anak diberi rangsangan dengan tepat. Fungsinya ganda, yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak.
2.   Pada usia 2-6 tahun
Identifikasi anak usia ini dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak akan tampak dalam kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan. Karena itu dalam usia dini, orang tua, guru, kelompok bermain, dan TK tempat menjadi pelaksanaan atau sumber informasi utama.
3.   Pada usia 6 tahun - seterusnya
Pada masa sekolah informasi keberbakatan bisa diperoleh dari orang tua terutama berkenaan dengan bidang-bidang yang disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama bidang kepemimpinan, kreatifitas, dan sosialisasinya.
Dalam identifikasi ini, penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau penggabungan keduanya. Identifikasi di sekolah dapat dilakukan melalui tahap:
 1.   Tahap Penjaringan (screening)
Tahap penjaringan murid cerdas dan berbakat di sekolah dapat dilakukan dengan menganalisa data prestasi belajar, usia kronologis, nominasi oleh teman sekelas, orang tua dan guru. Digunakan acuan usia kronologis dengan asumsi bahwa murid cerdas dan berbakat memiliki usia lebih muda namun mampu bersaing dan memiliki usia mental yang lebih tinggi dibanding dengan teman-teman yang memiliki usia lebih tua. Penjaringan murid cerdas dan berbakat dimungkinkan pula dengan nominasi oleh orang tua, guru, dan teman sekelas. Yang dapat dilakukan dengan asumsi bahwa orang-orang terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan intensif, hasil pengamatan yang relative lama.
2.   Tahap Seleksi (identification)
Tahap seleksi dilakukan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap seleksi disaring dengan menggunakan tes.
2.2  Penyelenggaraan Pendidikan bagi Murid Cerdas dan Berbakat
Secara konvensional model-model penyelenggaraan pendidikan bagi murid yang cerdas dan berbakat dapat dikelompokkan ke dalam model sebagai berikut.
1.    Akselerasi (acceleration)
        Model akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas, atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas yang lebih tinggi.
2.   Pengayaan (enrichment)
        Model yang kedua adalah pengayaan, yaitu dengan memberikan tugas-tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan murid cerdas dan berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman-teman yang biasa.
3.   Kelas khusus (ability grouping)
        Model ketiga adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah, dapat pula berupa kelas khusus di sekolah  khusus yang biasa disebut dengan sekolah unggul. Adapun kelemahan dan keunggulan dari adanya pengelompokkan kecakapan ini dalam perkembangan sosial peserta didik. Keunggulannya ialah bahwa model ini bisa memperkuat ikatan sosial sesama anggota kelompok, tetapi di pihak lain jika tingkat kecakapan itu berkaitan dengan status sosial ekonomi, etnis atau kelompok berlatar belakang sama, maka model ini akan menumbuhkan klik-klik yang tidak sehat.
4.   Bimbingan Konseling
        Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling dalam menangani permasalahan yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
2.3  Teknik Bimbingan bagi Murid Cerdas dan Berbakat
Secara kualitatif  layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat akan berbeda dari layanan bimbingan bagi anak pada umumnya. Perbedaan itu muncul karena memang pada perbedaan kebutuhan. Layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat tetap bertolak dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi sosial dan makhluk Tuhan. Dengan kata lain murid cerdas dan berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehingga program layanan bimbingan yang dikembangkanpun mampu menyentuh semua dimensi perkembangan pribadi secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur berikut ini.
a.       Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Pengembangan ranah ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar yang luas dan dapat diakselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan kognitif anak berbakat.
b.      Pengembangan Ranah Afektif
Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan kelompok.
c.       Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan berpikir dengan perkembangan fisik.
d.      Pengembangan Ranah Intuitif
Funsi intuitif terlibat dalam pemunculan wawasan dan tindakan kreatif, layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan diberikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang mengahadapkan anak kepada situasi atau stimulus yang dapat menumbuhkan disequilibrium kognisi anak sehingga mendoromg dia untuk mencari informasi baru dan alternatif pemecahannya.
e.       Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbingan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok ke arah keanggotaan kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas.
2.4     Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Murid   Cerdas dan Berbakat
2.4.1     Pengertian Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol dikelompokkan di kelas tertentu pada SD Inti (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris. Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
2.4.2     PBM ( Proses Belajar Mengajar) di Kelas Unggulan
PBM di kelas unggulan diupayakan memiliki keunggulan daripada kelas biasa. Mengingat tuntutan prestasi belajar bagi siswa kelas unggulan sangat tinggi, diperlukan adanya guru pembimbing yang tugas khususnya mengawasi atau memantau, membimbing serta mengarahkan siswa di kelas unggulan agar dapat berprestasi dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar siswa unggulan lebih mendapatkan layanan pengembangan minat dan bakat yang dimilikinya. Selain diperlukan penambahan waktu belajar di sekolah, bahan dan sarana belajar mengajar juga sangat penting diperlukan baik untuk pegangan siswa maupun guru. Begitu juga alat peraga dan sarana belajar lainnya (seperti laboratorium) harus lebih memadai baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Metode mengajar diharapkan dapat lebih mengaktifkan siswa dengan merangsang siswa untuk berpikir mengembangkan berbagai pertanyaan. Tugas-tugas PR lebih disesuaikan dengan kehendak siswa untuk meningkatkan prestasinya. Umpan balik terhadap PBM harus sering dilakukan. Evaluasi hendaknya benar-benar mendorong siswa untuk belajar.
2.4.3     Model-model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD
Penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai daerah bermacam-macam disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
1.  Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD Inti dalam Satu Komplek Sekolah
Model penyelenggaraan kelas unggulan yang paling banyak adalah diselenggarakan di SD Inti tetapi melibatkan SD-SD dalam satu kompleks. SD-SD di luar kompleks SD tersebut meskipun ada dalam satu gugus keberatan untuk mengikut sertakan peserta didiknya dalam kelas unggulan apalagi bagi SD swasta.
 2.      Penyelenggaraan Kelas Unggulan Kecamatan
      Penyelenggaraan kelas unggulan di SD Inti di kota kecamatan dengan menampung siswa terbaik dari SD-SD di seluruh kecamatan.
3.      Penyelenggaraan Kelas Unggulan dalam Satu Komplek Secara Bergiliran
   Pada model penyelenggaraan kelas unggulan diselenggarakan di SD satu kompleks secara bergiliran.
4.      Penyelenggaraan Kelas Unggulan pada Seluruh Jenjang Kelas
      Model ini menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu belajar selama dua jam pelajaran.
2.4.4     Kelebihan dan Kekurangan Model Kelas Unggulan
Model kelas unggulan memungkinkan guru mengembangkan suasana belajar kompetitif sehingga terjadi persaingan sehat antar siswa dalam memperoleh prestasi terbaik. Menurut hasil penelitian Muliyono (Mimbar Pendidikan No. 4 Tahun XI Desember 1992:22) suasana belajar kompetitif unggul atas suasana belajar kooperatif. Jika kemampuan dan kecerdasan peserta didik homogen. Namun di sisi lain model pengelompokkan berdasarkan kemampuan dikhawatirkan akan menumbuhkan sikap eksklusif, elitisme, memiliki perasaan yang berbeda dari yang lain, dan bahkan bisa menjadi besar kepala. Studi Hallinan dan Sorensen (dalam Sunaryo Kartadinata. 1993/.45) menunjukkan bahwa pengelompokkan kecakapan ini memiliki keunggulan dan kelemahan dalam perkembangan sosial peserta didik. Keunggulannya ialah bahwa model ini bisa memperkuat ikatan sosial sesama anggota kelompok, tetapi di pihak lain jika tingkat kecakapan itu berkaitan dengan status sosial ekonomi, etnis atau kelompok berlatarbelakang sama maka model ini akan menumbuhkan klik-klik yang tidak sehat.
2.4.5     Bimbingan bagi Siswa Kelas Unggulan
Bertolak dari antisipasi terjadinya dampak negatif penyelenggaraan kelas unggulan maka penulis mengajukan gagasan agar siswa kelas unggulan tetap merupakan siswa dari kelas biasa di sekolah masing-masing atau lazim dikenal dengan pull out enrichment. Alternatif pertama: Siswa unggul bergabung dalam kelas unggulan hanya dalam kurikulum plus, yaitu: mata pelajaran matematika atau berhitung, IPA dan bahasa Inggris. Alternatif kedua: Unggul bergabung dalam kelas unggulan pada setiap mata pelajaran matematika atau berhitung, IPA dan Bahasa Inggris baik dalam pelaksanaan kurikulum biasa maupun kurikulum plus.
Keunggulan model ini adalah siswa unggul berbaur dengan siswa biasa, siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administrative SD imbas tidak merasa ditinggalkan oleh siswa-siswa terbaiknya. Sekiranya penyelenggaraan kelas unggulan tetap dilakukan seperti gagasan pemerintah dipusatkan dalam kelas khusus di SD Inti, hendaknya dari sejak awal direncanakan program bimbingan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuan dan bimbingan konseling anak berbakat adalah membantu perkembangan pribadi mereka dalam menyingkirkan halangan emosional, lingkungan, serta membantu agar mampu menggunakan kemampuannya seoptimal mungkin.
Sekaitan dengan bimbingan dan konseling murid cerdas dan berbakat perlu dipahami bahwa pencegahan masalah lebih penting dari remidi. Oleh karena itu model bimbingan konseling yang dikembangkan adalah model bimbingan dan konseling perkembangan atau development mental counseling.
 
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
           Berdasarkan pembahasan  di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1.    Identifikasi anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin, dengan dua cara yaitu tahap penjaringan dan tahap seleksi.
2.    Ada empat model penyelenggaraan pendidikan bagi murid yang cerdas dan berbakat, yaitu: Model Akselerasi, Pengayaan, Kelas Khusus, dan Bimbingan Konseling
3.    Teknik bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat berbeda dari bimbingan murid pada umumnya.
4.    Penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat sangat penting adanya.
3.2 Saran
           Berdasarkan penyusunan makalah ini saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca agar sebaiknya pelayanan pendidikan khusus bagi mereka yang cerdas dan berbakat ditingkatkan, sebab jika mendapat pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka mengembangkan kecerdasan dan keberbakatan serta kemampuan mereka secara utuh dan optimal, mereka dapat memberi sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud


No comments:

Post a Comment