Wednesday, January 2, 2013

Pendidikan Jasmani dan Konsep Dasar Gerakan Non Lokomotor


1.       Coba definisikan pengertian Pendidikan Jasmani !
Jawaban
Untuk dapat memberikan gambaran dan pengertian tentang pendidikan jasmani, maka diberikan beberapa pengertian dari beberapa ahli.  Menurut Beley dan Field  (Simanjutkan & dkk, 2010)pendidikan jasmani merupakan proses yangmenguntungkan dalam penyesuain dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Menurut Wiliam Brownell dan Vernier, mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani , kegiatan-kegiatan  jasmani tertentu yang terpilih  akan dapat membentuk sikap yan gberguna bagi pelaku  (Simanjutkan & dkk, 2010)
 J.B Nash berpedapat bahwa pendidikan jasmai sebagai sebuah aspek  dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan/ menekankan pada aktivias fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, control neuro-muscular, kekuatan intelektual dan pengendalian emosi.  (Simanjutkan & dkk, 2010)
Pendidikan Jasmani menurut Soepartono (Rudiyanto, 2006) merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktifitas yang digunakan adalah bentuk gerak olahraga sehingga kurikulum pendidikan jasmani di sekolah diajarkan menurut cabang-cabang olahraga.
Menurut Cholik dan Lautan  (Rudiyanto, 2006) pendidikan jasmani merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik  melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia siutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang prosesnya menggunakan aktivitas gerak/jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitf, afektif, dan sosial.

2.       Coba Jelaskan fungsi Pendidikan Jasmani !
Jawaban
Di dalam kurikulum 2004  (Anwar, 2005)  dijelaskan bahwa pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembanan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani yang dirancang sedemikan rupa secara sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.  
Di dalam kurikulum 2004 (Anwar, 2005) juga dijelaskan mengenai fungsi pendidikan jasmani yaitu :
a.    Aspek organic
menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan
b.    Aspek neuromuskuler
meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot
c.     Aspek perceptual
mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat
d.    Aspek kognitif
mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan
e.    Aspek sosial
menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada
f.     Aspek emosional
mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani

jadi dari penjelasan diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa fungsi dari pendidikan jasmani adalah untuk :
1.       Meningkatkan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.
2.       Meningkatkan perkembangan dan aktifitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernafasan , syaraf dan otot.
3.       Memberikan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan.


3.       Coba Jelaskan focus Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
  1. Fokus program pendidikan jasmani kelas I-III SD
Pangrazi dan Dauer (1981) mengemukakan, bahwa pendidikan jasmani untuk awal masa kanak-kanak dan SD dapat diidentifikasi  sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar dan belajar tentang gerak.
Program pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat berlaga, memperoleh kesenangan dan belajar bermain (game). Anak juga membutuhkan latihan yang diperlukan agar dapat tumbuh menjadi besar dan kuat. Beberapa anak pada awal usia ini menunjukkan, bahwa anak ingin belajar bagaimana menjadi atlet dan ingin bermain pada satu tim. Anak memiliki koordinasi yang jelek, diharapkan anak dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya sehingga anak dapat bergabung kembali ke kelas reguler. Menurut Bucher Anak yang memiliki keterlambatan mental menunjukkan bahwa anak diharapkan dengan program pendidikan jasmani akan menjadi makin pintar  (syamsudin, 2008)
Bennet, Howell, dam Simri (1983) melakukan survei tentang aktivitas-aktivitas yang diberikan di berbagai negara. Mereka mengidentifikasikan elemen-elemen pendidikan jasmani yang lazim diberikan di SD, adalah:
1.       Gerak-gerak dasar yang meliputi jalan, lari, lompat/loncat, menendang, menarik, mendorong, mengguling, memukul, keseimbangan, menangkap dan bergulir.
2.       Game dengan organisasi rendah dan lari beranting.
3.       Aktivitas-aktivitas berirama, tari-tarian rakyat, bernyanyi dan game musik.
4.       Dasar-dasar keterampilan untuk berbagai olahraga dan game, biasanya dimulai kira-kira pada tahun keempat atau kelima.
  1. Fokus program pendidikan jasmani di SD kelas IV-VI
1.       Program pendidikan jasmani harus memberikan kesempatan untuk memperoleh kesenangan, belajar keterampilan baru, dan belajar berbagai cabang olahraga.
2.       Anak juga membutuhkan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
3.       Pada tingkat usia ini hampir pati bahwa pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk membentuk persahabatan yang baru.
4.       Anak juga menekankan bahwa program pendidikan jasmani memberikan kesempatan untuk “Bereaksi” (show off) dan anak juga mampu menghilangkan ketegangannya.


4.       Temukan dan rancanglah dengan materi  pokok konsep gerak dasar non lokomotor.
Jawaban
Gerakan non lokomotor merupakan gerakan yang tidak menyebabkan berpindah tempat, artinya dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan tapi tidak berpindah tempat, misalnya mendorong, menarik, menekuk, dan memutar. Namun tidak itu saja yang termasuk gerakan non lokomotr.  Untuk dapat menanamkan konsep gerakan non lokomotr pada siswa hendaknya seorang guru harus meningkatkan perbendaharan gerakan anak-anak, dengan cara tanpa memperkenalkan gerakan khusus lain, yaitu dengan cara menggerakan salah satu bagian tubuh sambil memaksa bagian tubuh yang lainnya tetap diam. Latihan ini akan baik untuk meningkatkan konsentrasi dan koordinasi. Contoh-contohnya misalnya menggerakan satu bahu, tapi seluruh tubuh sisanya tetap diam.
Cara yang kedua adalah merubah posisi tubuh dalam berbagai tingkat. Ini misalnya  melayang (pada saat melakukan lompatan), tingkat berdiri (berdiri penuh), tingkat lutut (berdiri pada lutut), tingkat duduk, tingkat lantai (artinya badan ada di lantai: berbaring/telungkup). Pilihlah salah satu gerakan, misalnya memutar kedua lengan. Lakukan gerakan ini dalam berbagai tingkatan, dari tingkat terendah (berbaring) hingga tingkat yang paling tinggi (melayang; tentunya sambil loncat di tempat).
Dari cara diatas maka dapat kita susun  suatu rancangan pembelajaran dengan materi gerakan non lokomotor sebagai berikut :
1.      Pertama-tama guru menyuruh ketua kelas untuk menyiapkan barisan.
2.      Kemudian guru menjelaskan tentang gerak non lokomotor dengan memperagakan gerakan-gerakan non lokomotor seperti mengayunkan bahu, menoleh, mengangkat 1 kaki, dan meminta siswa untuk mencoba melakukannya.
3.      Setelah selesai menjelaskan tentang gerak non lokomotor, kemudian guru membagi kelas menjadi 2 kelompok. Dan meminta siswa untuk membentuk barisan berbanjar.
4.      Guru menyiapkan 2 buah kerangjang dimana setiap keranjang berisi 5 buah bola sepak bola plastik atau botol plastik yang tidak terpakai.
5.      Kemudian guru memberikan games kepada siswa untuk memindahkan bola atau botol bekas  tersebut dari bagian depan ke bagian belakang barisan. Dengan peraturan sebagai berikut :
a.       Setiap siswa tidak boleh berpindah tempat.
b.      Siswa tidak boleh membalikkan badannya
c.       untuk mengoper bola siswa tidak boleh melempar bola tapi harus memberikan langsung ketemannya dengan cara membungkuk dan mengopernya melalui selangkan kaki atau mengopernya di atas kepala.
d.      Apabila siswa menerima bola melalui selangkangan kaki maka siswa tersebut harus mengopernya keatas diatas kepala.
e.       Apabila siswa menerima bola diatas maka siswa harus mengopernya melalui selangkangan kaki.
f.       Apabila bola sudah berada di belakang barisan barulah siswa dapat memulai kembali memindahkan bola yang lain.
g.       Tim yang terlebih dahulu dapat memindahkan bola tersebut maka tim tersebutlah yang menang.
6.      Setelah selesai melakukan kegiatan guru menanyakan kepada siswa tentang gerakan-gerakan yang di lakukan tadi.
7.      Kemudian guru bersama-sama siswa menyimpulkan  materi yang diajarkan tadi.
Dari rancangan pembelajran diatas terdapat beberapa gerakan non lokomotor yang dilakukan siswa yakni mengayunkan kedua bahu (pada saat memindahkan bola baik dari selangkangan kaki atau di atas kepala). Gerakan yang kedua adalah gerakan membungkuk  ke depan saat memindahkan bola melalui selangkangan kaki.
Kegiatan diatas dirancang sedemikian rupa menjadi sebuah permainan dikarenakan karakteristik siswa anak Sekolah dasar khususnya siswa kelas rendah adalah suka bermain. Oleh karena itu penulis mengkombinasikan permainan di dalam mengajarkan suatu materi.
Kompetisi diatas berfungsi sebagai motivator bagi siswa di dalam melakukan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat kurikulum saat ini yang tercantum dalam lampiran  Permendiknas 41 tahun 2007 yaitu memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H. (2005). Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Sebagai Wahana Kompensasi Gerak Anak. In Journal Pendidikan Jasmani Indonesia (pp. 45-53). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rudiyanto, T. (2006). Persepsi Siswa SMK Panca Bhakti Banjar Terhadap Pelajaran Pendidikan Jasmani. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Simanjutkan, v. G., & dkk. (2010). Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Jakarta: Dikti.
syamsudin. (2008). pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI . Jakarta: Litera.

No comments:

Post a Comment