BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN TAPE SINGKONG
A. Tujuan
· Mengetahui
peranan bioteknologi dalam pembuatan tape
· Mengetahui
nilai gizi yang terkandung dalam tape singkong
· Mengetahui
manfaat tape singkong bagi kesehatan
B. Teori
·
Bioteknologi
Bioteknologi
berasal dari dua kata, yaitu “bio”
yang berarti makhuk hidup dan “teknologi” yang berarti cara untuk
memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European
Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan atau
analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa (Goenadi & Isroi,
2003).
Menurut
Konvensi Keragaman Biologi tahun 1992, bioteknologi didefinisikan sebagai
segala aplikasi teknologi yang memanfaatkan sistem biologi dan
organisme, untuk
memodifikasi atau menghasilkan produk atau proses untuk kegunaan
tertentu.
Dengan definisi-definisi
tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Dimulai dari nenek
moyang kita, pemanfaatkan mikroba telah dilakukan untuk membuat produk-produk
berguna seperti tempe,
oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco . Hampir
semua antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim yang dipakai
untuk membuat sirop fruktosa hingga pencuci pakaian. Dalam bidang pertanian,
mikroba penambat nitrogen telah dimanfaatkan sejak abad ke 19. Mikroba pelarut
fosfat telah dimanfaatkan untuk pertanian di negara-negara Eropa Timur sejak
tahun 1950-an. Mikroba juga telah dimanfaatkan secara intensif untuk
mendekomposisi limbah dan kotoran. Bioteknologi memiliki gradien perkembangan
teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama
dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara
terus menerus berevolusi.
·
Tape
Yang dimaksud tape adalah suatu produk
berupa panganan yang
dibuat dari bahan-bahan sumber pati, seperti ubi, singkong, dan beras ketan,
dengan diberi ragi dalam proses pembuatannya. Energi yang dihasilkan oleh tape
setara dengan energi yang dihasilkan oleh nasi dalam jumlah perbadingan yang sama. Selain itu tape juga
mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita ini yaitu protein, karbohodirat
dan dan kalsium.
·
Singkong
Singkong termasuk umbi tanaman yang sangat
akrab dengan kita. Hampir semua bagian tanaman ini bermanfaat, sehingga sangat luwes untuk dijadikan segala macam
penganan.
Mendengar kata singkong yang dalam bahasa
Inggrisnya disebut Cassava, kita
pasti langsung teringat umbi yang bentuknya memanjang, serta ujungnya
meruncing. Singkong dikenal dengan sebutan ketela pohon atau ubi kayu yang
termasuk tumbuhan umbi akar dalam ilmu biologi. Dalam
pengklasifikisasian mahluk hidup singkong termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae.
Singkong merupakan pohon tahunan tropika dan
subtropika yang dapat ditanam sepanjang tahun. Bagian yang dimakan dari tanaman
singkong selain bagian umbi atau akarnya juga daunnya, biasanya dimanfaatkan
untuk ragam masakan. Kandungan singkong yang paling besar ialah karbohidrat
sehingga singkong juga merupakan salah satu makanan pokok bagi manusia.
C. Alat dan Bahan
1. Singkong 2 kg 7. Baskom
2. Ragi ½ ons 8. Saringan
3. Pisau pengupas 9. Talam
4. Panci/ dandang
5. Kompor
6. Sendok
D. Percobaan
·
Langkah
Kerja
1.
Kulit singkong dikupas dengan cara menyayat
kulit secara memanjang lalu menarik bagian kulitnya. Setelah itu dikerik sampai
lendirnya hilang (sampai singkong
terasa kesat).
2. Singkong dicuci hingga
bersih, kemudian dipotong kecil-kecil atau dibiarkan utuh.
3.
Masukkan
singkong ke dalam panci/ dandang. Singkong
dikukus sampai matang atau setengah matang, tergantung selera kita ingin tape yang keras atau yang sedikit lembek.
4.
Bersihkan
daun pisang yang digunakan pada saat memindahkan singkong pada talam dan pada
saat pemeraman singkong.
5. Singkong dipindahkan di atas nyiru,
kemudian dibiarkan dingin.
6.
Haluskan
ragi dengan cara menumbuk/ menekan sampai halus (menjadi serbuk).
7.
Setelah dingin, ragi ditaburkan secara merata.
Bila tape dibuat dalam jumlah banyak sebaiknya ragi tersebut dibungkus dengan
kantong
kain, kemudian ditepuk-tepukkan secara merata pada singkong yang telah didinginkan tersebut.
kain, kemudian ditepuk-tepukkan secara merata pada singkong yang telah didinginkan tersebut.
8.
Singkong yang telah beragi itu diatur ke dalam
keranjang yang dialasi daun pisang yang bersih, dikerudungi dan ditutupi dengan
daun rapat-rapat. Kemudian diperam selama 2-3 hari pada suhu kamar. Selama masa
pemeraman tidak boleh dibuka dan tidak boleh terkena tangan agar tape yang
dihasilkan tidak kecut (masam).
E. Pembahasan
·
Peranan Bioteknologi dalam Tape Singkong
Salah satu pemanfaatan bioteknologi dalam pembuatan tape siongkong
adalah saat ditambahkannya ragi sebagai bahan dalam pembuatan tape siongkong. Ragi
adalah mikroorganisme hidup yang dapat ditemukan dimana-mana. Ragi berasal dari
keluarga Fungus bersel satu (sugar fungus) dari genus Saccharomyces, species cereviciae,
dan memilki ukuran sebesar 6-8 mikron. Saccharomyces
cereviciae merupakan genom eukariotik
yang pertama kali disekuensi secara penuh. Dalam satu gram ragi padat (compressed yeast) terdapat kurang lebih 10 milyar sel hidup. Ragi ini
berbentuk bulat telur, dan dilindungi oleh dinding membran yang semi berpori (semipermeable), melakukan reproduksi
dengan cara membelah diri (budding),
dan dapat hidup di lingkungan tanpa oksigen (anaerob). Untuk bertahan hidup, ragi membutuhkan air, makanan dan lingkungan
yang sesuai. Ragi memiliki sifat dan karakter yang sangat penting dalam industri pangan. Ragi akan berkembang
dengan baik dan cepat bila berada pada temperatur antara 25o – 30oC.
Dalam keadaan tidak terpakai, ragi membutuhkan suasana hangat
agar sel - sel nabatinya tetap hidup untuk mengaktifkan kerjanya. Maka ragi-ragi
ini memerlukan penyimpanan yang teliti. Ragi padat
dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan kehilangan daya peragiannya. Ragi
padat harus selalu disimpan ditempat dingin (lemari es). Ragi kering yang terbentuk seperti butiran halus ini umumnya
terbungkus dalam kemasan timah yang mengandung nitrogen agar tetap awet. Untuk
penyimpanan tidak perlu disimpan di tempat yang dingin (lemari es), tetapi bila
keadaan memungkinkan, menyimpan ragi ditempat dingin akan menambah kegunaan
ragi. Suhu ideal untuk menyimpan ragi kering agar
awet dalam jangka waktu yang panjang adalah 7 0C, dan
perlu diperhatikan sesering mungkin. Yang perlu diingat pada saat membeli ragi,
teliti tanggal kadaluwarsa pada kemasan dan pastikan kemasan dalam keadaan utuh
dan kering. Khusus ragi kering, perhatikan jika kemasan sobek maka ragi sudah
tidak hidup lagi dan tidak aktif dalam proses fermentasi.
Selain itu ragi merupakan sumber
utama penyediaan enzim-enzim, yang memegang peranan penting dalam dunia
industri, termasuk dalam pembuaan tape
siongkong. Enzim yang berperan dalam memperbaiki sifat-sifat fungsional tape siongkong adalah enzim amylase dan zymase.
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan tape
singkong memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean
dough yeast), memperbaiki sifat osmotolesance
(sweet dough yeast), rapid fermentation kinetics, freeze,
thaw tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian
ragi dalam pembuatan tape singkong sangat penting karena enzim dari ragi
tersebutlah yang nantinya berperan dalam proses fermentasi, serta memberi aroma
(alkohol). Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketika akan digunakan
amat penting. Hal ini dimaksudkan agar tidak dicemari bakteri lain. Jika hal
ini terjadi maka proses fermentasi akan terhambat. Bakteri yang sering
mengeluarkan racun berbahaya bagi kesehatan manusia akan ada dalam tape
singkong. Agar dihasilkan tape singkong yang manis, selain lama fermentasi,
pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama proses fermentasi
berlangsung harus diperhatikan. Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan
lebih dari tiga hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu
banyak, mengakibatkan tape singkong akan lembek dan terasa masam. Rasa masam
disebabkan pati yang diubah oleh enzim amylase menjadi gula (sukrosa). Enzim invertase mengubahnya lagi menjadi glukosa. Hasilnya berupa alkohol. Jika proses fermentasi terlalu
lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga dapat menghasilkan tape
yang terasa masam. PH atau kadar asam asetat yang tinggi dalam tape dapat
mempengaruhi cita rasa tape, malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Poses
fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air tape yang cukup banyak sedangkan rasa manis pada tape
akan berkurang. Dalam proses fermentasi, glukosa
oleh enzim glikolisin akan dipecah dan menghasilkan karbondioksida,
air, serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amylase, intervertase dalam hal proses fermentasi.
·
Nilai Gizi yang Terkandung dalam Tape Singkong
Tape singkong mengandung bakteri probiotik, probiotik merupakan bakteri
baik yang sangat dibutuhkan. Dalam membantu proses pencernaan di dalam tubuh, umumnya
terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria. Fungsi lain dari bakteri
probiotik adalah menghambat bakteri-bakteri patogen
(seperti Salmonella, Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
dan Listeria monocytogenes) yang
berdampak negatif terhadap kesehatan. Yaitu menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit. Penyebab timbulnya bakteri probiotik adalah proses fermentasi
pada tape singkong yang menggunakan ragi. Ragi memiliki kemampuan untuk
merangsang pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Tetapi sebaliknya menghambat
bakteri yang bersifat merugikan kesehatan. Tape singkong umumnya juga merupakan
sumber energi yang cukup potensial. Sebab kandungan energinya per 100 gram
hampir setara dengan yang diperoleh dari nasi dengan ukuran yang sama. Energi
tersebut umumnya berasal dari karbohidrat. Sedangkan kadar lemak dan protein
umumnya rendah. Ditinjau
dari kandungan kalsium tape singkong memiliki kandungan kalsium yang cukup
tinggi. Mineral tersebut
sangat penting perannya dalam mendukung proses metabolisme di dalam
tubuh. Selain itu kadar vitamin A tape singkong juga cukup tinggi. Tape
singkong mengandung vitamin A: 385 SI
per 100 gram.
Kandungan
Gizi dalam 100 Gram Tape
Singkong dari Sumber
Zat Gizi
|
Tape Singkong
|
Energi
(Kkal)
|
173
|
Protein
(G)
|
0,5
|
Lemak
(G)
|
0,1
|
Karbohidrat
(G)
|
42,5
|
Kalsium
(MG)
|
30
|
Fosfor
(MG)
|
30
|
Besi
(MG)
|
0
|
Vitamin
B1 (MG)
|
0,07
|
Vitamin
A (SI)
|
385
|
Air (G)
|
56,1
|
·
Manfaat Tape Singkong bagi Kesehatan
Tape singkong memiliki banyak manfaat diantaranya ialah:
(1) menghangatkan tubuh, karena mengandung alkohol, (2) mengatasi jerawat karena tape singkong mengandung
antioksidan, (3) di samping zat gizi
siap cerna, mengonsumsi tape singkong berarti mengonsumsi yeast segar. Diketahui, yeast
(ragi) mempunyai kemampuan luar biasa mensintesis vitamin B1 sehingga tape singkong yang mengandung yeast segar, merupakan sumber viatamin B1. Tubuh manusia memerlukan vitamin
sekitar 0,5 mg untuk setiap kebutuhan 1000 kilo kalori atau sekitar 0,7 mg
untuk balita, 1,0 mg untuk pria dan 0,9 mg untuk wanita per hari. Meskipun
kebutuhan tubuh akan vitamin ini relatif kecil, namun untuk memenuhi jumlah tersebut
tidak mudah, (4) menyembuhkan wasir, wasir adalah penyakit pelebaran pembuluh
darah balik di anus. Tape singkong mengandung ragi yang sangat membantu
mempercepat kesembuhan radang, (5) baik untuk pemenuhan akan vitamin A yang penting bagi mata, pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan otak bayi dan balita serta pembentukan dan pengembangan fungsi sel
otak, seperti membantu pembentukan dan pertumbuhan sel saraf, (6) kesehatan
tulang, tangan, kaki, gigi, rambut, dan kulit. Karena tape singkong memiliki kandungan
kalsium yang tinggi.
G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah penulis lakukan dapat
disimpulkan bahwa bioteknologi sangat berperan dalam pembuatan tape. Nilai gizi
yang terkandung dalam tape singkong sangat baik bagi kesehatan, karena mengandung
karbohidrat dan kalsium yang cukup tinggi dengan kadar
lemak serta
protein yang umumnya
rendah. Tape singkong juga memiliki banyak manfaat bagi masyarakat.
ok.
ReplyDelete