1.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Ada
berbagai definisi tentang karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut.
1) Dalam buku yang di tulis
Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwa karya ilmiah
merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang
sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah
terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
2) Menurut Brotowidjoyo, karya
ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.
3) Menurut Hery Firman, karya
ilmiah adalah laporan tertulis dan di publikasikan dipaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.
Dari berbagai macam
pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya
ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian
yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan
menggunakan pendekatan metode ilmiah. Karya ilmiah, suatu tulisan yang
didalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan
penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian, baik
penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam
memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah, yang
dikatakan dengan pemikiran ilmiah di sini adalah pemikiran yang logis dan
empiris.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
A.
Tujuan Karya Ilmiah
1) Sebagai wahana melatih
mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah
yang sistematis dan metodologis.
2) Menumbuhkan etos ilmiah di
kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan,
tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam
bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3) Karya ilmiah yang telah
ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah
dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4) Membuktikan potensi dan
wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh
pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5) Melatih keterampilan dasar
untuk melakukan penelitian.
B.
Manfaat Karya Ilmiah
1) Melatih untuk mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif;
2) Melatih untuk menggabungkan
hasil bacaan dari berbagai sumber;
3) Mengenalkan dengan kegiatan
kepustakaan;
4) Meningkatkan pengorganisasian
fakta/data secara jelas dan sistematis;
5) Memperoleh kepuasan
intelektual;
6) Memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan;
7) Sebagai bahan
acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
1.3 Letak Keilmiahan dari Sebuah Karya Tulis
Ilmiah
Telah dibahas
sebelumnya bahwa menurut Djuroto dan Bambang (2003:12-13), karya tulis ilmiah
adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan
berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu
penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka.
Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran
ilmiah. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris. Logis artinya
masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas secara mendalam, berdasarkan fakta
yang dapat dipertanggung jawabkan (dapat dibuktikan).
Pemikiran
ilmiah pada lingkup keilmuan, terdiri dari dua tingkatan yaitu, tingkat abstrak
dan tingkat empiris. Pemikiran ilmiah tingkat abstrak berkaitan dengan
penalaran. Pada tingkatan ini, pemikirannya bebas tetapi sedikit terikat dengan
waktu atau ruangan. Sedangkan pemikiran empiris berkaitan dengan pengamatan. Karena
berkaitan dengan pengamatan, maka pemikiran empiris ini sangat terkait dengan
waktu dan ruangan. Boleh jadi pemikiran empiris ini dilakukan dalam waktu dan
ruangan tertentu.
Dalam proses
pemikiran ilmiah seseorang selalu memulai dengan apa yang disebut pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah, merupakan gabungan dari dua pendekatan yaitu
pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pemahaman terhadap pendekatan
induktif dan deduktif ini perlu dilakukan secara bersama, karena hasil yang
dicapai dari kedua pendekatan itu berbeda.
Pendekatan
induktif adalah pengalaman atau pengamatan seseorang pada tingkat empiris,
menghasilkan konsep, memodifikasi model hipotesis menjadi teori, dan bermuara
di tingkat abstrak. Pendekatan deduktif merupakan titik tolak penalaran serta
perenungan di tingkat abstrak, yang menghasilkan pengukuran konsep serta
pengujian hipotesis. Karya tulis ilmiah merupakan serangkaian kegiatan
penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode
ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang
muncul sebelumnya. Banyak cara untuk menemukan jawaban dari penelitian
tersebut. Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap permasalahan atau
pertanyaan yang ada dalam penelitian, penulisan karya ilmiah harus menggali
khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan
dengan permasalahan yang ingin dijawabnya. Untuk itu penulisan karya ilmiah
harus rajin dan teliti dalam hal membaca dan mencatat konsep-konsep serta
teori-teori yang mendukung karya tulis ilmiahnya.
1.4 Sikap Ilmiah Seorang Penulis
Seorang penulis dapat
dikatakan memiliki sikap ilmiah jika ia memiliki sikap sebagai berikut.
1) Sikap ingin tahu bertanya
mengapa, apa, dan bagaimana;
2) Sikap kritis mencari
informasi sebanyak mungkin;
3) Sikap terbuka menerima
pendapat orang lain;
4) Sikap objektif menyatakan apa
adanya;
5) Sikap menghargai orang lain
mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan nama pengarang;
6) Sikap berani mempertahankan
hasil penelitian;
7) Sikap futuristik
mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.
2
Alasan
Seseorang Menulis Karya Ilmiah
Pada dasarnya
semua ilmu ataupun teknologi yang ada di dunia ini, perlu diteliti,
ditingkatkan dan dikembangkan fungsi dan peranannya untuk melahirkan perubahan.
Karena yang kekal di dunia ini hanya satu, yaitu perubahan. Perubahan yang
positif melahirkan kemajuan dan kemajuan inilah yang dituntut oleh ilmu
pengetahuan. Tanpa kemajuan, kehidupan di dunia tidak ada artinya sama sekali.
Salah satu
cara untuk mencapai kemajuan adalah dengan melakukan pengamatan, pengkajian,
dan penelitian dari sumber ilmu tersebut yang dituangkan dalam bentuk karya
tulis ilmiah. Salah satu tugas para ilmuwan (scientists) atau para pandit (scolars)
adalah memaparkan hasil kajian, pengamatan atau penelitiannya kepada masyarakat
luas.
Penulisan
karya ilmiah diharapkan dapat membantu para cendekiawan untuk menemukan sesuatu
yang baru, guna menunjang peningkatan taraf kehidupan masyarakat secara luas.
Pada lingkungan perguruan tinggi karya ilmiah berupa skripsi digunakan untuk
meraih gelar sarjana (S1), tesis digunakan untuk magister (S2), dan disertasi
untuk gelar doktor (S3). Sedangkan bagi pejabat fungsional, karya tulis ilmiah
merupakan persyaratan untuk mendapatkan angka kredit bagi kenaikan jabatannya.
Sebenarnya
kegunaan penulisan karya ilmiah bukan hanya sekadar untuk mendapatkan gelar
atau memperoleh kredit point untuk kenaikan jabatan, tetapi tujuan utama
dibuatnya karya tulis ilmiah adalah untuk mendokumentasikan hasil-hasil
penelitian yang berhasil mendapatkan atau membuktikan kebenaran ilmiah. Mungkin
yang tidak sama adalah gradasi kebenaran ilmiah yang ingin atau berhasil
dicapai oleh seseorang. Bagi seorang peneliti profesional, keuntungan yang
paling besar dan berharga dari semua karyanya adalah jika ia menemukan
kebenaran ilmiah yang kemudian dibukukan. Penemuan kebenaran ilmiah yang
kemudian dibukukan dalam karya tulis ilmiah ini bertujuan adalah (1) pengakuan scientific objective untuk memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan, dengan pemaparan teori-teori baru yang sahih serta
terandalkan, (2) pengakuan practicial
objective guna membantu pemecahan problema praktisi yang mendesak.
1.5 Klasifikasi Karya Tulis Ilmiah
Pada
prinsipnya semua karya tulis ilmiah itu sama yaitu hasil dari suatu kegiatan
ilmiah. Yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang
pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Untuk membedakan jenis atau macam karya
tulis ilmiah dipakai beberapa sebutan, seperti laporan praktikum, naskah
berkala, laporan hasil studi lapangan, texbook,
hand out, paper, pra skripsi, tesis
dan disertasi.
Penentuan
jenis atau macam karya ilmiah biasanya disesuaikan dengan keperuntukan karya
ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian. Karya ilmiah
pendidikan digunakan sebagai tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai
persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan yang meliputi (1) paper (karya
tulis) adalah karya ilmiah berisi ringksan atau resume dari suatu mata kuliah
tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswanya. Tujuannya melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata
kuliah atau ceramah yang diajarkan. Karena baru tahap untuk latihan, materi
tulisannya juga masih sederhana, yaitu hanya berupa catatan poin-poin yang
dianggap penting dari mata kuliah atau ceramah tersebut, kemudian dirangkai
dalam susunan kalimat menjadi suatu karya tulis agar mudah dimengerti dan
dipahami; (2) skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan
sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana (S1). Istilah skripsi berasal
dari kalimat deskripsi (description) yang
berarti memberikan gambaran tentang suatu masalah yang dibahas dengan
memaparkan data serta pustaka untuk menghasilkan kesimpulan. Pembahasan dalam
skripsi harus dilakuakn mengikuti pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris; (3)
tesis adalah suatu karya ilmiah pendidikan yang diperuntukannya sebagai salah
satu persyaratan bagi mahasiswa pascasarjana untuk mendapatkan gelar magister
(S2). Istilah tesis berasal dari kata sinthesa (sinthation). Skripsi bertujuan mendeskripsikan ilmu, maka tesis
bertujuan mensinthesakan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi, guna
memperluas khazanah ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Perluasan khazanah
itu terutama berupa temuan baru hasil dari suatu penelitian. Itu sebabnya
penulisan skripsi dan tesis harus berdasarkan hasil penelitian ilmiah; (4)
disertasi (dissertation) adalah suatu
karya tulis ilmiah yang mempunyai sumbert utamanya berupa penyelidikan
laboratorium, atau penelitian lapangan. Jadi disertasi harus menghasilkan suatu
temuan baru, baik dari ilmua soasial maupun ilmu eksakta. Di kalangan perguruan
tinggi, karya tulis ilmiah disertasi merupakan tugas akhir yang dibebankan
kepada seorang mahasiswa dari perguruan tingginya untuk meraih gelar doktor.
Itu sebabnya seorang doktor harus menemukan sesuatu yang dapat menunjang
perkembangan ilmu pengetahuan.
Berbeda
dengan penulisan skripsi atau tesis yang hanya bersumber dari data dan pustaka
saja. Disertasi harus lebih lengkap lagi dengan tiga sumber sekaligus yaitu
data lapangan, penelitian laboratorium serta kajian pustaka. Dalam
mengungkapkan teori untuk memecahkan permasalahan, disertasi wajib menyatakan
dalil-dalil atau teori-teori baru secara ilmiah yang diperolehnya, serta
sanggahan terhadap teori lama dan sebagainya. Penemuan teori atau dalil baru
inilah sebenarnya yang menunjukkan ciri khas suatu karya tulis ilmiah berupa
disertasi.
Temuan baru
atau teori baru yang dihasilkan oleh suatu disertasi dapat berasal dari
disiplin ilmu arau spesialisasi dari penulisnya sendiri atau berasal dari
disiplin ilmu lainnya yang dapat menunjang atau membenarkan dalil atau teori
baru yang diungkapkannya. Itu sebabnya penulisan disertasi membutuhkan waktu
yang panjang, karena harus dapat menemukan dalil atau teori baru.
Mahasiswa
yang menulis disertasi disebut promovendus, dimana dalam pembuatan karya tulis
ilmiah disertasinya itu di bawah bimbingan seorang atau beberapa orang guru
besar (profesor) yang mempromotorinya. Para pembimbing inilah yang nantinya
harus mempertahankan disertasi promovendus terhadap sanggahan yang akan
diberikan oleh para penguji atau guru besar universitas di mana promosi seorang
doktor itu dilaksanakan.
Karya ilmiah
panduan, meliputi: (1) panduan pelajaran (texbook),
untuk memberikan panduan (guidance)
kepada mahasiswa, dosen atau masyarakat umum yang berminat membuat karya
ilmiah, misalnya buku panduan penulisan skripsi, panduan membuat laporan
praktek kerja (magang), panduan membuat laporan kuliah kerja lapangan, dan
sebagainya; (2) buku pegangan (handbook),
bertujuan memberikan petunjuk cara mengoperasionalkan suatu barang yang sudah
ada, misalnya buku pegangan mengoperasionalkan pengisian data penelitian dalam
komputer, petunjuk penggunaan peralatan laboratorium, petunjuk pembuatan
pertanyaan (kuesioner); (3) buku pelajaran (diktat), yakni dibuat oleh guru,
dosen atau guru besar untuk mata pelajaran atau mata kuliah yang diajarkannya.
Karya ilmiah
referensi, meliputi: (1) kamus, berisi kata-kata yang mengandung arti yang
sama, atau terjemahan kata dari dua bahasa atau lebih, misalnya kamus bahasa Inggris,
bahasa Indonesia yang isinya memuat penjelasan lebih detail lagi dari suatu
kata. Kamus juga bisa dikelompokkan kata-kata dalam lingkup tersendiri, misal
kamus jurnalistik, kamus sosiologi, kamus antropologi, kamus ekonomi, kamus
politik, kamus hukum dan sebagainya. Kamus-kamus tersebut biasanya dijadikan
referensi bagi pelajar, mahasiswa dan juga masyarakat umum; (2) ensiklopedia
adalah buku yang berisi berbagai keterangan atau uraian ringkas tentang cerita,
ilmu pengetahuan yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu, misal
ensiklopedia ilmu-ilmu sosial, ensiklopedia satwa Indonesia, ensiklopedia flora
dan fauna Indonesia dan sebagainya.
Karya ilmiah
penelitian, yang meliputi: (1) makalah seminar, yang terdiri atas naskah
seminar dan naskah bersambung; (2) laporan hasil penelitian dan; (3) jurnal
penelitian.
1.6 Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
TAHAP PERSIAPAN
A. Persiapan penulisan karya ilmiah
1. Langkah-langkah persiapan penulisan karya ilmiah
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus
dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah
pemilihan topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah sebagai
berikut.
a. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus
mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya
yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah
dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya
tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
b. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat
menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang
terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan
diantaranya sebagai berikut.
1) Usahakan
merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2) Ajukan
pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita
buat;
3) Jika
kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
c. Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan
tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
d.
Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita
masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik yaitu sebagai
berikut.
1) Fokuskan topik
agar mudah dikelola;
2) Ajukan
pertanyaan
e.
Mengidentifikasi
Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya
ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara
menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum
menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan
kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis
ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
f.
Menentukan Cakupan Isi
Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan
jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
2. Pengumpulan informasi untuk
penulisan karya ilmiah
a. Memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber data, informasi, dan bahan untuk tulisan
Perpustakaan pada umumnya
menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai
bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus
kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak
sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju
adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang
encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1)
Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan
terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang
jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan
dengan topik yang sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita
juga dapat menggunakan Card Catalog
untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi
perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang
berisi data tentang pengarang/penulis, judul buku dan subjek/topik tertentu.
2)
Memeriksa Bahan-Bahan
Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul
kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik
yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah sebagai berikut.
a) Atur waktu membaca
b) Bacalah secara selektif
c) Bacalah secara bertanggung jawab
d) Bacalah secara kritis
3)
Membuat Catatan dari
Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling
sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks
yang telah kita buat.
4)
Membuat Ringkasan dan
‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun
dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber bacaan yang kita dapatkan
di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5)
Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis
dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan
tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam
bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
C.
Melakukan wawancara
untuk mendapatkan informasi untuk tulisan
Ada empat hal yang harus
diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek
penulisan karya ilmiah, yaitu sebagai berikut.
1. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2. Mempersiapkan pedoman wawancara
3. Melaksanakan wawancara
4. Mengolah hasil wawancara
TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan
perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan
setelah penulisan selesai.
A.
Tahap Pra Penulisan
1.
Pemilihan dan
pembatasan topik
2.
Merumuskan tujuan
3.
Mempertimbangkan
bentuk karangan
4.
Mempertimbangkan
pembaca
5.
Mengumpulkan data
pendukung
6.
Merumuskan judul
7.
Merumuskan tesis
8.
Penyusunan ide dalam
bentuk karangan atau outline
B. Pemilihan Topik
1.
Apa yang akan kita
tulis?
2.
Topik dapat diperoleh
dari berbagai sumber.
3.
Empat syarat:
keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
4.
Agar lebih fokus,
topik perlu dibatasi.
C. Tahap Penulisan Draf
1. Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
2. Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
3. Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan,
bukan pada aspek-aspek mekanik.
D.
Tahap Revisi
1.
Memperbaiki ide-ide
dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan
isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
2.
Kegiatan: (a) membaca
ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf
kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi,
komentar/masukan.
E. Tahap
Penyuntingan
1. Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
2. Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan
mekanik yang lain.
3. Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur
kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.
F.
Tahap Publikasi
1. Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang
lain.
2. Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita
tuju.
TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi
atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu
diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin
ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal
yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai,
tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita
gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut.
Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa
klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan
konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai
untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung
tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak?
Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas
untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis
tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan
rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi
harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya
mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan
beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang,
komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman
yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada
penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk
anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
Organisasi
Organisasi, sering disebut
“pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional,
kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada
gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan
paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir,
melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan
dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak
hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan
mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif
bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan
baik.
Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa,
mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi
atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan
tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak
sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun
demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis
brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca
seseorang.
1.7 Karakteristik Karya Ilmiah
a.
Mengacu kepada Teori
Artinya karangan ilmiah wajib
memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir/kerangka pemikiran/acuan
dalam pembahasan masalah. Fungsi teori.
1) Tolak ukur pembahasan dan
penjawaban persoalan
2) Dijadikan data sekunder/data
penunjang (data utama;fakta)
3) Digunakan untuk menjelaskan,
menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
4) Digunakan untuk mendukung dan
memperkuat pendapat penulis.
b.
Berdasarkan Fakta
Artinya setiap informasi
dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret.
c.
Logis
Artinya setiap keterangna dalam
kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut
alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
d.
Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah
semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual
dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun
golongan.
e.
Sistematis
Baik penulisan/penyajian
maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur,
kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan
tertib.
f.
Sahih/Valid
Artinya baik bentuk maupun
isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.
g.
Jelas
Artinya setiap informasi dalam
karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya
sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.
h.
Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan
dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian
agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
i.
Tuntas
Pembahasan dalam karangan
ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah
harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
j.
Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus
baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur/standar bagi
betul tidaknya penggunaan bahasa.
k.
Penulisan Sesuai dengan Aturan Standar
(Nasional/Internasional)
Akan tetapi, tata cara
penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung
tetap harus diperhatikan.